Selasa, 29 Desember 2009

Hari Ibu

Hari Ibu di Indonesia
Sejarah Hari Ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Konggres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani).
Organisasi perempuan sendiri sudah ada sejak 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M. Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.
Peristiwa itu dianggap sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap adalah persatuan perempuan Nusantara; pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan; pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa; perdagangan anak-anak dan kaum perempuan; perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan jender, para pejuang perempuan itu melakukan pemikiran kritis dan aneka upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai perayaan Hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Peringatan 25 tahun Hari Ibu pada tahun 1953 dirayakan meriah di tak kurang dari 85 kota Indonesia, mulai dari Meulaboh sampai Ternate.
Presiden Soekarno menetapkan melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu dan dirayakan secara nasional hingga kini.
Misi diperingatinya Hari Ibu pada awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini. Dari situ pula tercermin semangat kaum perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja bersama. Di Solo, misalnya, 25 tahun Hari Ibu dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan beasiswa untuk anak-anak perempuan. Pada waktu itu panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah melakukan pengendalian harga, khususnya bahan-bahan makanan pokok. Pada tahun 1950-an, peringatan Hari Ibu mengambil bentuk pawai dan rapat umum yang menyuarakan kepentingan kaum perempuan secara langsung.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW). ICW berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-bangsa.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu, memuji ke-ibu-an para ibu. Berbagai kegiatan pada peringatan itu merupakan kado istimewa, penyuntingan bunga, pesta kejutan bagi para ibu, aneka lomba masak dan berkebaya, atau membebaskan para ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.

Selasa, 22 Desember 2009

Ingin Hilang Ingatan

Selasa, 01 Desember 2009

Perjalananku dari awal sampai sekarang di SmadaBo

Perjalananku dari awal sampai sekarang di SmadaBo
Hari itu,tepatnya tanggal 3,4 dan 5 juli 2008,para calon siswa baru disibukkan dengan pendaftaran siswa baru kesekolah-sekolah yang dituju.Mendaftar di tingkat SMP,bahkan pada tingkat SMA.Tak terkecuali aku.Pagi itu,kamis pukul 09.00 aku,pergi ke SMA N 1 Bojonegoro untuk mendaftarkan diri menjadi calon siswa SMA.Pendaftaran pada saat itu menggunakan system Online.Yang mana para calon siswa baru dan orang tua siswa dapat memantau posisi anaknya.Aku menuju kantor pengambilan formulir untuk mendapatkan formulir.Kemudian aku isi 4 pilihan sekolah.Yang pertama aku mengisikan SMA N 1 Bojonegoro sebagai pilihan pertama,kemudian SMA N 2 Bojonegoro,SMA N 4 Bojonegoro dan yang terakhir SMA N 1 Dander.Selesai mendaftar,Aku pulang ke rumah.Tinggal memantau dari rumah menggunakan system internet atau menggunakan system SMS.Pada hari terakhir pembukaan pendaftaran,posisiku terakhir masuk pada pilihan ke dua yaitu SMA N 2 Bojonegoro yang sekarang menjadi sekolah tercintaQ.
Sabtu,5 Juli 2008 aku Pergi ke SMA N 2 BoJonegoro untuk melaksanakan daftar ulang dan membayar biaya-biaya pembelian kain seragam dan atribut-atribut sekolah.Di sana aku ketemu teman-teman SMP yang masuk SMADA juga.Saat itu,aku masih malu-malu untuk cari teman baru.Maklum,aku tuh kalo beradaptasi ma lingkungan baru btuh waktu yang agak lama.hohohoho…..lalu pada pukul 12.00 aku mlihat pembagian kelas sementara.Setelah aku lihat,ternyata aku masuk kelas X-1.Pertama aku masuk kelas X-1,rasa takut dan malu-malu.Tapi,aku sedikit lega karna ternyata di kelas X-1 juga terdapat temenku SMP yaitu Bagus.Aku duduk dibangku ke tiga dari depan.Aku duduk dengan Bagus karna Aku blum mengenal teman yang lain kecuali Bagus.Akhirnya masa MOS pun dimulai dan aku banyak mendapatkan hukuman disana,tapi aku sadar kalau hukuman itu agar aku menjadi anak yang lebih baik.Masa-masa MOS pun sudah berakhir aku dan teman-teman yangt lain pun sudah saling mengenal dan dekat.banyak hal yang menyenangkan ku lalui dgn teman-temanku,tapi ada juga hal yang menyedihkan,yakni ketika kami senua ditinggal pergi oleh teman kami tersayang yaitu LIZA ANZILA,dya adalah teman terbaik bagi kita dan takkan tergantikan.
Terlepas dari itu semua akhirnya aku naik ke kelas 11 dan masuk dikelas impianku yakni kelas IPS.Dan disana aku harus beradaptasi lagi dengan teman baruku.Tapi hal itu mudah bagiku dan aku sekarang berada pada kelas yang nyaman disana kelas 11 IPS1.